Jumat, 10 Juni 2022

Saudara & Saudari Kelana




Hidup adalah peziarahan.  Manusia berziarah serta berkelana entah kemana. Ia adalah perantau dan musafir. Berkelana demi mencari arti dan makna kehidupannya. 

Di penghujung tahun ajaran 2021/2022, pada pelajaran penutup, saya mengajak para peserta didik kelas 5 di SD Edelweiss Bekasi untuk keluar dari kelas dan pergi menyelami pelajaran alam semesta. Saya mengajak mereka untuk belajar bersama alam. 

Beberapa potongan kertas saya selipkan di pot bunga, di pohon dan rerumputan. Dan di balik kerta tersebut, terdapat beberapa arahan dan pertanyaan penuntun yang harus dijalankan siswa. Isi kertas kecil inilah yang memungkinkan mereka berjalan dan berlari kian kemari. Berjalan dari satu pohon ke pohon yang lain dan dari pot bunga yang satu ke pot bunga yang lainnya. 
Mereka tidak dibiarkan duduk dan mendengar berlama-lama seperti di dalam kelas. Mereka selalu bergerak. Dan di sela-sela itu menlreka mengambil waktu sejenak untuk duduk dan merenung. Setelahnya mereka harus bangkit kembali dan menjalankan misi berikutnya. Mereka berpacu dengan waktu.

Saya menyebut potongan kertas kecil yang selalu mereka cari dari pohon ke pohon sebagai surat cinta. Dalam surat cinta ini saya memberi arahan dan juga pertanyaan yang merangsang imajinasi mereka. Isi surat cinta tersebut memungkinkan mereka beraktivitas dengan mengaktifkan ke-5 panca inderanya, yakni mata, telinga, hidup, kulit dan lidah. Selain itu setiap pertanyaanemancingnmereka untuk berpikir dan lalu menuangkan pikirannya dalam kertas itu juga. 

Sebagai guru, saya menyaksikan mereka penuh antusias dan semangat. Saya merasa senang dan bangga. Mereka menjalankan aktivitasnya dengan gembira. Sesekali saya melihat mereka berlari, berjalan, lalu duduk, berdiri dan berjalan lagi, dan seterusnya. Dan setelah lewat 45 menit beraktivitas di luar ruangan, saya mengajak mereka kembali ke dalam kelas. 

Seperti berjalan di pinggir pantai yang selalu meninggalkan bekas, demikian pun saya ingin memastikan adanya bekas itu dalam diri peserta didik. Adakah bekas dari apa 6qng mereka lakonkan di luar kelas? Ataukah hanya mengalir seperti air? Dan Alhamdulillah, bekas itu memang sungguh ada. Setiap orang mengutarakan kesan yang menarik dan merasa senang. Mereka mencoba menemukan kaitan antara pokok pelajaran yang sudah diterima dengan aktivitas yang baru saja mereka lakukan. 
Hal menarik pun lahir dari refleksi-reflekai mereka, bukan saja tentang salah satu bidang studi tetapi menyangkut lintas bidang studi. Mereka berbicara dedaunan yang menghasilkan Oksigen, tentang interaksi di antara mereka, dan berakhir pada sebuah kesadaran rohani bahwa segala yang indah, pepohonan, bunga, rerumputan, burung dan sebagainya adalah ciptaan Tuhan yang patut disyukuri. Peserta didik kelas 5 memiliki kesadaran sejauh ini tentu luar biasa. 

Di akhir pelajaran saya menerangkan maksud dari semua yang mereka lakukan. Saya mengarahkan mereka untuk menemukan diri terus menerus lewat berbagai hal yang positif. Belajar banyak hal dengan tekun, semangat dan dengan sukacita adalah jalan menemukan diri. Sebab hidup manusia itu tidak lain adalah peziarahan tanpa henti untuk mencari dan menemukan arti dan makna hidup itu sendiri. Aktivitas di luar kelas hanyalah sebatas ilustrasi tentang hidup manusia. Setiap orang berziarah tanpa henti untuk menemukan arti dan makna hidupnya sendiri. 

Kita adalah saudara dan saudari Kelana?

Bekasi, 10 Juni 2022



Tidak ada komentar:

Posting Komentar